Langsung ke konten utama

Postingan

Berlebihan Merasa Kurang

kadang aku lupa, Tuhan menciptakan manusia tak hanya satu. lucunya, miliaran orang Ia ciptakan,  tak satu pun yang mirip denganku. hebat sekali kan? ternyata Tuhan sangat-sangat kreatif. bagaimana bisa Ia membuat miliaran jenis dan berbeda semuanya? aku saja disuruh membuat beberapa sudah kehabisan ide & logika. namun bodohnya, sudah tahu tak ada yang sama & manusia unik adanya, aku masih memaksakan diriku seperti yang lain. berpikir sejalan dengan mereka. bahkan berlaga seperti mereka.  Tingkahku, menjadi bumerang bagi diriku. aku merasa takut untuk berlebih, namun berlebih untuk merasa kurang. aku yang mencoba mencocokan diriku dengan yang lainnya. terutama dirinya. berspekulasi, menebak-nebak, sudah pantaskah aku? sudah samakah aku dengan mereka? apakah iya menyukaiku? sayang? cinta? atau hal ini membuat itu semua luntur perlahan, sampai nantinya tak ada yang tersisa. mungkin? mungkinkah? aku yang tak sama dengannya, mencocokan pola pikirku dengannya. memaksakan, lebih tepat
Postingan terbaru

Kado Natal Terindah

Teruntuk aku yang masih selalu lupa bersyukur. Hari ini kado natal terbaik sudah datang. Ya,  Tentunya yang terbaik hanyalah dari Tuhan. Aku selalu mengucap " there's always to be thankful for ". Kata-kata itu selalu menjadi kekuatan, namun sering kali tak ku terapkan. Sampai akhirnya pada hari ini kalimat itu nyata adanya. There's always to be thankful for Setelah 1 bulan harus melalui masa karantina, Tuhan sudah pulihkan aku dan keluarga. Aku percaya, Tuhan sudah jamah aku dari hari pertama. Melihat beberapa kenalan tak seberuntung aku, Aku bersyukur karena Tuhan masih beri kesempatan. Tuhan bisa memulihkan aku dan keluarga seperti semula, Sempurna adanya. Aku percaya Tuhan tidak pernah memberikanku cobaan. Aku percaya segala hal negatif yang terjadi dalam diriku bukan karena-Nya. Aku percaya manusialah yang berulah, dan disitulah mukjizat-Nya baru kita pinta. Sungguh naif ya? tetapi hari ini adalah bukti nyata. bahwa sejauh apa kita melangkah, sefana apa hidup kita

Selamanya ya?

hidup itu selalu tentang "moving on". karena 1 detik yang berlalu hanya akan menjadi kenangan, dan waktu memaksa kita untuk selalu melaju ke detik selanjutnya. biar hanya 1 detik, namun akan selalu ada detik dimana ada yang datang, dan ada yang pulang. tetapi tak semua detik yang terbuang, menentukan bahwa setiap orang yang datang akan kembali 'pulang'. ada dia yang selalu nyaman untuk bersinggah di rumahku. namun tak semua. untuk dia yang menukar waktu, hanya untuk mendengar ku bercerita. untuk dia yang menelpon ku, hanya untuk bertukar kisah. untuk dia yang selalu memastikan aku baik-baik saja. untuk dia yang berani singgah, walau rumahku tak baik-baik saja. bahagia ketika menemukanmu yang setia. selalu menjadi bagian dari detik-detik hidupku, sehingga memori ku denganmu terkumpul tak terhingga. untuk semua detik yang kau tukar, adalah salah satu hadiah terbaik yang ku punya. terima kasih atas kisah persahabatan kita yang tak akan puda

Gelap

gelap, namun tetap harus tegap. gelap, menyelimuti terangku, membuat apa yang ku ingat terasa abu-abu, dan kuku pun ikut membiru. malam ini tidak ada penghangat, hanya potongan-potongan dalam memori untuk diingat. angin terus berhembus, dan ku terpejam, seperti terbius.  malam ini tak ada air mata, karena semua sudah rapih ku tata. tak ada sedih,  biar ku berpura-pura tak ada pedih. tapi aku hanya ingin bilang, mengapa segala ketakutanku tak menghilang? semua rasa sakit terlalu terasa. menggoresku,  sakitnya seperti terkena pisau yang telah diasah. dan setiap malam ku hitung, harus berapa malam lagi untuk rasa yang tak berujung? namun aku tetap tunggu, sampai kau datang untuk mengobati bilurku, untuk kembalikan rasa yang tak lagi ragu, dan menyalakan kembali nada dalam lagu.  sehingga aku tak lagi membisu..

Ternyata..

Kadang suka lucu.. sambil merebahkan diriku, dan ku biarkan pikiranku ini berlarian.. ya, benar-benar sangat lucu.. ku kira belakangan ini logika memang benar-benar mengalahkan rasa baru saja tersentak bahwa logikaku harus berjalan, namun lagi-lagi perasaan dengan egoisnya tak mau mengalah.. ku kira hati ini sudah benar-benar mati rasa hingga terhunus pedang sekalipun sepertinya ku tak merasa.. ku kira hati ini sudah keras menyerupai batu yang apabila terkena air hujan pun tak'kan meluruh.. sampai pada akhirnya, yang lebih egois dari pada logika dan perasaan adalah waktu ia pun berbisik padaku, "yang kau kira-kira kan itu salah" dengan caranya yang tak diduga-duga, waktu pun bertingkah dengan mudahnya ia mengontrol semua emosi yang tersimpan di hati, serta pikiran yang tersimpan di dahi semudah itu.. kamu, yang selama ini disembunyikan oleh waktu, lucu saja, tiba-tiba kamu pun menjadi sangat berarti saat ini juga.. tak pernah sekalipu

15.09.2019

Kembali membuka album ingatan akan masa kecilku dalam benak Ku pikir-pikir, wajahmu tak asing ku ingat Ku ingat di sekolah dasarku dulu Terpintas jelas wajahmu yang lugu Matamu yang berbinar saat itu Walaupun tak ku kenal Namun siapakah dirimu sehingga tatapanmu menatapku dan membuatku tersentak? Tahun demi tahun, ku biarkan saja semuanya seperti itu Tak ku lebih-lebihkan kenangan bersamamu Tak ku berkutik sedikitpun untuk membuatmu tersadar akan keberadaanku Ku biarkan kau menetap dalam ingatanku Sampai semua menjadi diam.. Lalu menghilang.. menghilang.. Dan biarkan menghilang.. Tak terasa semua tergali kembali di 4 tahun silam Ntah mengapa tak kusadari sebuah acara menjadi suatu awal momentum penting dimana kita bertemu Pertama kalinya ku mengenal dirimu, Pertama kali dialog kita yang saling bercerita berdua saja di malam itu Dan lagi.. Diriku yang tak acuh ini membiarkan itu berlalu begitu saja Ku letakan kembali di tempat

Malang, 21:45

Berjalan jauh menempuh jarak dengan waktu yang terus berjalan berharap ada beban yang ku ringankan Malam ini aku berbaring dalam sofaku berwarna cokelat tua sambil memutar-mutar lagu yang mendukung perasaanku dan memejamkan mata lagi... lagi-lagi yang terlihat adalah dirimu lagi-lagi yang terlintas adalah kamu sudah sejauh ini aku pergi tak bisakah dirimu dan sisa-sisa memori ku tinggalkan sejenak? sudah sejauh ini ku tinggalkan penat ku terdiam dan ku sadar bukan begini caranya menghibur hati